Pages

Tuesday - 0 comments

Cara Hadapi Amarah dan Hinaan

Cara Hadapi Amarah dan Hinaan

Pada suatu pagi, seorang guru muda berjalan melintasi sebuah desa. Walaupun usianya baru menginjak 24 tahun, namun kepandaian dan kebijaksanaan'y terkenal di seluruh penjuru negeri.

Tiba2, langkahnya dihentikan oleh seorg pemuda yg bertubuh tinggi besar, beraut wajah merah tampak marah dan tdk senang.

"Hei," katanya kasar. "Anda itu tdk berhak mengajari org lain!"

Sejurus kemudian, pemuda ini mulai berteriak menantang dan menghina guru muda ini. "Tahu tdk? Anda ini sama saja bodoh'y dgn org lain. Punya kepandaian sedikit saja, sok tahu! Badan begitu kecil nyalimu cukup besar ya. Ayoo...kalau berani kita berkelahi!"

Mendapat serangan dari org tak dikenal, sang guru muda justru tersenyum dan berkata : "Teman. Jika kamu memberi hadiah utk seseorang, tapi seseorang itu tdk mengambilnya, siapakah pemilik hadiah itu?"

Si pemuda terkejut, karena tiba2 diberi pertanyaan yg aneh. Spontan, ia menjawab lantang, "Pertanyaan bodoh! Tentu saja! Hadiah itu tetap menjadi milikku krn akulah yg memberikan hadiah itu."

Guru muda ini tersenyum, lalu berkata, "Kamu benar. Kamu baru saja memberikan marah dan hinaan kpd saya dan saya tdk menerimanya, apalagi merasa terhina sama sekali. Maka kemarahan dan hinaan itu pun kembali kepadamu. Benar kan? Dan kamu menjadi satu2nya org yg tidak bahagia. Bukan saya. Krn sesungguhnya, melampiaskan emosi kemarahan adalah sebuah proses menyakiti diri sendiri. Membangkitkan sel2 negatif di dalam diri"

Pemuda itu terdiam, mencoba mencerna kata demi kata sang guru. Perlahan tapi pasti, kepala dan hati'y seperti tersiram air dingin, ketika mendapat sebuah kesadaran baru.

Sebelum meninggalkan pemuda ini, sang guru muda pun menyampaikan sebuah kata2 bijak utk'y. Jika kamu ingin berhenti menyakiti diri sendiri singkirkan kemarahan dan ubahlah menjadi cinta kasih. Saat kamu membenci org lain, dirimu sendiri tdk bahagia bhkan tersakiti secara alami. Tetapi ketika kamu mencintai org lain, semua orang menjadi bahagia. Gbu

0 comments:

Post a Comment