Pages

Friday - 0 comments

Peka Terhadap Suara Tuhan

Sewaktu jaman telegraph sedang berjaya, ada seorang anak muda yg begitu mencintai sandi² morse & bermimpi dapat bekerja di perusahaan pengiriman pesan kilat tersebut.

Hingga suatu hari kesempatan itu datang, perusahaan telegraph mengumumkan adanya sebuah lowongan pekerjaan.

Dgn bersemangat anak muda tsb datang ke perusahaan tersebut utk melamar pekerjaan itu.

Ketika memasuki perusahaan telegraph itu, ia terkagum-kagum melihat sekeliling bagaimana para sibuk bekerja & terdengar ramai suara-suara sandi morse.

Namun ternyata peminat atas pekerjaan itu tidak sedikit.

Banyak orang telah duduk menunggu untuk melakukan wawancara.

Oleh repsesionis dia diminta mengisi formulir sambil duduk menanti bersama para pelamar lainnya.

Namun ketika ia telah selesai mengisi formulir, tiba² anak muda itu berdiri & segera masuk ruang wawancara tanpa menunggu dipanggil.

Hal itu tentu saja membuat para pelamar lainnya bertanya-tanya.

Apa lagi beberapa saat kemudian diumumkan bahwa pemuda tersebut mendapatkan pekerjaan tersebut.

Mereka semua pun protes dengan keputusan itu.

Akhirnya pihak manajemen memberi penjelasan:
"Anak muda ini dtg bkn hanya menunggu dipanggil, namun ia benar² menguasai & mencintai sandi² morse. Sedari tadi kami sudah memberikan informasi melalui sandi morse yg berbunyi 'Jika Anda sudah selesai mengisi formulir, silahkan masuk untuk wawancara' Hanya anak muda ini menangkap informasi tersebut sedangkan saudara-saudara tidak".

Terkadang, kita seperti para pelamar itu.

Kita sibuk dengan permintaan kita, sehingga kita tidak tahu bahwa Tuhan sedang berbicara dengan kita.

Akhirnya, berkat yang harusnya kita terima terlewatkan, hanya karena kita tidak peka dengan suara Tuhan.

Untuk itu mari kita belajar seperti anak muda yang mencintai sandi morse itu. Ketika kita datang kepada Tuhan, kita bukan hanya sibuk dengan permintaan dan pikiran kita sendiri, namun juga mengarahkan telinga rohani kita kepada suara-Nya.

0 comments:

Post a Comment