[Yesus] sangat takut dan gentar. Lalu kata-Nya kepada
mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya." (Markus
14:33-34)
Seorang sahabat mengalami tiga orang terdekat-nya meninggal berturut-turut pada waktu yang berdekatan. Pengalaman dari dua kematian yang pertama tidak mempersiapkan-nya untuk yang ketiga. Tidak dapat berbuat banyak kecuali menangis.
Seorang sahabat mengalami tiga orang terdekat-nya meninggal berturut-turut pada waktu yang berdekatan. Pengalaman dari dua kematian yang pertama tidak mempersiapkan-nya untuk yang ketiga. Tidak dapat berbuat banyak kecuali menangis.
Namun, ia merasa terhibur ketika mengingat saat-saat menghadapi
kepedihan - Yesus memberi reaksi yang tidak jauh berbeda dengannya. Ia
terhibur karena mengetahui bahwa Yesus pun menangis ketika sahabat-Nya,
Lazarus, meninggal (Yoh. 11:32-36). Hal ini memberi petunjuk yang
mengejutkan tentang bagaimana perasaan Allah terhadap rasa kehilangan
akan orang-ornag terdekat-nya, yang tentunya Allah kasihi juga.
Di taman pada malam sebelum penyaliban-Nya, Yesus tidak berdoa, "Oh,
Tuhan, Aku begitu bersyukur Engkau telah memilih-Ku untuk menderita atas
nama-Mu." Tidak, Dia mengalami kesedihan, ketakutan, perasaan
ditinggalkan, dan bahkan keputusasaan. Kitab Ibrani menyatakan bahwa
Yesus memohon dengan "ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup
menyelamatkan-Nya dari maut" (5:7). Namun, Dia tidak diselamatkan dari
maut.
Apakah berlebihan untuk berkata bahwa Yesus sendiri mengajukan
pertanyaan yang menghantui kita: Apakah Allah peduli? Adakah arti lain
dari seruan-Nya dalam mazmur yang kelam: "Allahku, Allahku, mengapa
Engkau meninggalkan aku?" (Mzm. 22:1; Mrk. 15:34).
Yesus bertahan di dalam penderitaan-Nya karena Dia tahu bahwa Bapa-Nya adalah Allah pengasih yang dapat dipercaya, bagaimanapun tampaknya keadaan yang ada. Dia mempertunjukkan iman yang mengandung jawaban jelas untuk pertanyaan "Apakah Allah peduli?" Jawabannya: Ya, Allah peduli!
Ketika tahu tangan Allah bekerja dalam segala hal, kita bisa menyerahkan segala hal dalam tangan Allah.
Yesus bertahan di dalam penderitaan-Nya karena Dia tahu bahwa Bapa-Nya adalah Allah pengasih yang dapat dipercaya, bagaimanapun tampaknya keadaan yang ada. Dia mempertunjukkan iman yang mengandung jawaban jelas untuk pertanyaan "Apakah Allah peduli?" Jawabannya: Ya, Allah peduli!
Ketika tahu tangan Allah bekerja dalam segala hal, kita bisa menyerahkan segala hal dalam tangan Allah.
Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati :)
0 comments:
Post a Comment