Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. (1 Yoh. 4:21)
Pernahkah Anda memerhatikan bahwa sebagian orang Kristen, dengan prilaku yg jelas-jelas tidak mencerminkan iman Kristen, tapi masih berusaha membuktikan dan meyakinkan orang bahwa mereka "ber-rohani"?
Pernahkah Anda memerhatikan bahwa sebagian orang Kristen, dengan prilaku yg jelas-jelas tidak mencerminkan iman Kristen, tapi masih berusaha membuktikan dan meyakinkan orang bahwa mereka "ber-rohani"?
Tidak jarang kita temui jemaat yg secara terang-terangan mengkritik pemimpin pujian / tim penyembahan saat mereka tidak berhasil membawa jemaat "masuk ke hadirat Tuhan" .. atau bahkan mengkritik pengkhotbah karena cara berkotbah ataupun isi kotbahnya.
Ada juga jemaat yg cenderung berkelompok dan dengan ataupun tanpa mereka sadari menciptakan garis pemisah antara dua kelas sosial yg masing-masing anggotanya menolak untuk berbaur.
Sebagai orang percaya , seharusnya kita berpegang teguh
pada kebenaran seperti yg tertulis dalam Alkitab. Meskipun pada
contoh-contoh di atas, kebenaran tidak dilanggar secara frontal, namun
perbuatan mereka sebagai pengikut Kristus jelas-jelas tidak menunjukkan
kasih. Mereka lebih memilih untuk melindungi keinginannya sendiri
daripada menyatakan kasih Yesus kepada dunia yg mengamati kita ini.
1 Yoh. 4:7-21, mengingatkan kita bahwa kasih Allah
seharusnya mengubah sikap hidup kita. Kasih-Nya, mencegah kita untuk
mengambil tindakan yg menyakiti orang lain hanya karena kita tidak
setuju dengan mereka.
Yesus berkata, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh. 13:35). Pertanyaannya adalah apakah orang lain dapat menyaksikan bukti kasih Yesus melalui diri Anda?
Hanya dengan sehati dan sepikir, gereja sanggup memberi pengaruh positif terhadap dunia.
Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati :)
0 comments:
Post a Comment