Pages

Thursday - 0 comments

Erasmus

Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku.  (Yer. 15:16)
 
Selama berabad-abad, banyak orang Kristen tidak diperbolehkan membaca firman Allah dalam bahasa mereka sendiri. Sebaliknya, mereka dianjurkan u/ menghadiri kebaktian-kebaktian dalam bahasa Latin yg hanya dapat dimengerti oleh sedikit orang.
Kemudian, pada tahun 1516, Erasmus, seorang ahli Belanda, menyusun dan menerbitkan Perjanjian Baru yg pertama dalam bahasa aslinya, bahasa Yunani. Hasil karya yg penting ini nantinya menjadi dasar bagi diterbitkannya Alkitab berbahasa Jerman karya Luther, Alkitab berbahasa Inggris karya Tyndale, dan Versi King James. Terjemahan-terjemahan ini membuat Alkitab dapat dimengerti oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Erasmus mungkin tidak mengetahui pengaruh dari Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani yg disusunnya, tetapi ia mempunyai semangat tinggi u/ menyampaikan pesan firman itu kepada orang awam dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam kata pengantarnya, Erasmus menulis: "Saya ingin menerjemahkan [Injil dan surat-surat dari para Rasul] ke dalam semua bahasa . . . . Saya rindu mendengar anak petani menyanyikan firman itu u/ dirinya sendiri sementara dia membajak [dan] penenun menyenandungkannya mengikuti irama alat tenunnya."

Nabi Yeremia merefleksikan semangat yg sama terhadap firman Allah: "Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku" (15:16). 

Cara terbaik menggali harta kebenaran Firman Allah adalah dengan merenungkannya.

Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati :)

0 comments:

Post a Comment