Pages

Friday - 0 comments

Menantikan Sukacita

Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai. (Maz. 30:6)

Sebagian besar hidup kita berpusat pada masa-masa penantian. Kita akan merasa sangat tidak siap, jika suatu pagi saat terjaga  -  secara tak terduga, tiba-tiba mendapat kabar (sekalipun itu adalah hal yg semestinya menggembirakan), seperti: "Selamat anda mendapatkan 3 hari menginap gratis di Marina Bay Sand - Singapore, dapat dipakai s/d akhir pekan ini!"
Kegembiraan yg lengkap dalam banyak peristiwa hidup dialami ketika kita memiliki waktu menantikan dan mempersiapkan diri untuknya.

Hari Natal, acara liburan, perjalanan misi, menyaksikan pentas musik atau pertandingan olahraga - semuanya menjadi semakin bernilai disebabkan oleh jam-jam yg kita habiskan u/ menanti datangnya saat-saat itu ... semua kesenangan, tantangan, dan kegembiraan yg akan datang dari pengalaman itu silih berganti memenuhi benak kita.

Maz. 30:6 seolah mewakili nilai dari sebuah penantian dan perasaan menggebu-gebu yg menyertainya. Dalam hal ini, si pemazmur sedang menyatakan suatu pemikiran yg memberikan penghiburan, yaitu bahwa kesusahan duniawi hanya terasa sesaat saja jika dibandingkan dg sukacita yg kita nantikan dan akan terjadi di surga hingga selama-selamanya. Rasul Paulus menuliskan pemikiran yg serupa dalam 2 Kori. 4:17. Dalam ayat tersebut, kita menemukan bahwa "penderitaan ringan" akan menuntun kita pada kemuliaan kekal.

Oleh karenanya, daripada tinggal dalam keputusasaan … kita yg sedang berdukacita dapat memilih u/ tetap dalam pengharapan dan memiliki sikap hati yg menantikan pertolongan dari Tuhan. Mungkin saja hati kita mengalami kelamnya malam hari, tetapi di hadapan kita terbentang fajar kekekalan. Dan seiring fajar itu, Allah menjanjikan sukacita yg tak akan pernah berakhir.

Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati :)

0 comments:

Post a Comment